Asian Games 2018 sudah tinggal menghitung hari saja. TidaK terasa perhelatan akbar yang diadakan setiap 4 tahun sekali yang melibatkan 45 negara di seluruh benua Asia ini sudah di depan mata. Di tahun ini, Indonesia pun diberikan kesempatan menjadi “tuan rumah” oleh pihak Asian Games Federation (AGF).

Menjadi tuan rumah dari pesta olahraga terbesar tingkat Asia tentu menjadi kebanggan tersendiri bagi Indonesia. Namun di sisi lain, hal ini tentu membuat Indonesia juga memiliki tanggung jawab yang cukup besar, mulai dari menyediakan arena pertandingan hingga menjaga kenyamanan semua peserta yang terlibat dalam Asian Games.

Ironisnya mendekati waktu penyelenggaraan Asian Games, Jakarta yang menjadi lokasi penyelenggaraan sejumlah pertandingan justru menjadi salah satu wilayah dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia! Hal ini diungkapkan oleh situs pengukur kualitas udara asal Amerika Serikat, Air Visual, pada Kamis (19/7/18) lalu.

Air Visual mencatat bahwa udara di Jakarta termasuk dalam kategori tidak sehat (unhealthy). Dalam pengukuran indeks kesehatan udara, Jakarta memiliki indeks berkisar antara 160-180. Bahkan, kondisi udara di Jakarta telah mengalahkan kota-kota sibuk lain yang ada di dunia, seperti Dubai (Uni Emirat Arab), Kuwait City (Kuwait), Mumbai (India), dan Beijing (Tiongkok).

Masuknya Jakarta ke dalam deretan daerah dengan tingkat polusi udara tertinggi tentu bukan kabar baik bagi Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, tentu kita juga tidak mau dong kalau Indonesia dicap sebagai negara yang tidak nyaman di mata internasional.

Nah, agar kondisi ini tidak menjadi semakin parah, yuk coba mulai dari diri sendiri untuk memperbaikinya. Anda bisa melakukan beberapa hal di bawah ini untuk membantu mengurangi tingkat polusi udara:

1. Gunakan transportasi umum

Bepergian dengan kendaraan pribadi mungkin dianggap lebih nyaman bagi sebagian orang. Namun jika setiap orang selalu menggunakan kendaraan pribadinya, bayangkan ada berapa banyak kendaraan yang melintas di jalan. Selain membuat jalan bertambah ramai, pembuangan dari setiap kendaraan tersebut akan mengotori udara. Nah, dengan beralih menggunakan transportasi umum, kita bisa mengurangi jumlah kendaraan di jalan. Secara otomatis, ini akan mengurangi tingkat polusi udara.

2. Bersepeda atau berjalan kaki

Jika sekolah atau kantor berada dekat dari rumah, tidak ada salahnya berangkat kerja dengan berjalan kaki atau naik sepeda. Selain dapat mengurangi polusi udara, bersepeda dan berjalan kaki juga dapat menyehatkan tubuh. Namun saat bersepeda atau berjalan kaki, pastikan juga selalu menjaga keselamatan diri, ya.

3. Merawat mesin kendaraan

Asap pembuangan dari kendaraan memang menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya polusi udara. Namun, ingatlah bahwa kondisi ini bisa semakin parah jika kita tidak merawat kendaraan. Mesin kendaraan yang tidak terawat dengan baik bisa membuat pembuangannya berisiko lebih tinggi mencemarkan udara. Jadi, rutinlah untuk melakukan pengecekan terhadap mesin kendaraan ya.

4. Membuat taman atau kebun di rumah

Sebuah pengetahuan alam dasar mengajarkan kita bahwa tanaman mampu menghasilkan oksigen yang baik bagi lingkungan. Untuk itu, yuk perbanyak tanaman untuk mengurangi polusi udara yang ada. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menanam sejumlah tanaman atau membuat taman di rumah.

Jika lahan yang dimiliki terbatas, kita masih bisa menerapkan sistem hidroponik, yaitu tanaman tidak harus ditanam pada tanah. Dengan adanya tanaman di sekitar rumah, maka udara di lingkungan akan menjadi lebih sehat. Nah, jika cara ini diterapkan oleh semua warga Jakarta, dijamin deh kualitas udara kota Jakarta akan jadi bagus kembali.

5. Kurangi merokok

Selain bisa berdampak buruk pada kesehatan jantung dan paru-paru, merokok juga bisa menyebabkan terjadinya polusi udara. Ini karena dalam asap rokok terkandung sekitar 4.000 bahan kimia yang dapat mencemarkan udara. Untuk itu, yuk mulai sekarang kurangi kebiasaan merokok baik di tempat umum maupun di rumah.

 

---

• 

  Lebaran Pantang Gendut

• 

  5 Tips Menceggah Bau Mulut

• 

  Intermittent Fasting & Puasa Ramadan Apa Bedanya?