Tips Kesehatan

Jumat, 7 Desember 2018

Benarkah Laut Kita Sudah Menjadi Karsinogenik?

Sumber : natgeo.com, webmd.com, cnnnews.com

Kejadian matinya seekor paus sperma yang mati dan terdampar di perairan Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara, mengungkap fakta yang mengejutkan. dari dalam perut ikan paus, ditemukan setidaknya 5,9 kg sampah plastik. Bahkan ada sandal jepit di dalam perut paus malang ini. Sangat miris mendengar berita ini.

Dari sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal Science sekitar 4,8 hingga 12,7 juta ton sampah plastik masuk ke laut pada tahun 2010. Jumlah sampah plastik tersebut berasal dari 192 negara di pinggir pantai di seluruh negara. Menurut peneliti, dari penemuan tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa dalam satu tahun sekitar 8 juta ton sampah plastik berakhir di lautan.

Hal tersebut membuktikan bahwa laut bukan lagi tempat yang aman untuk biota yang bergantung padanya. Bukan hanya aktivis lingkungan dan pecinta bintang yang harus khawatir akan hal ini. Sudah saatnya setiap orang harus merasakan hal yang sama. Pasalnya, plastik bisa membawa dampak kerusakan lingkungan yang akan mempengaruhi kesehatan manusia. Menurut WWF Indonesia, kerusakan laut akan membuat semakin banyaknya manusia yang terkena kanker. Kok bisa ya?

Inilah penyebabnya:

Sampah plastik yang tersebar di seluruh laut bumi memiliki jenis yang berbeda-beda. Misalnya, untuk styrofoam biasanya hancur menjadi bagian-bagian kecil di laut. Bahan polystyrene dalam styrofoam akan tenggelam, sehingga polutan pun tersebar di lautan.

Zat kimia beracun dari plastik umumnya berasal dari cadmium dan merkuri. Penelitian seringkali menemukan zat kimia beracun tersebut di dalam ikan. Selain itu, diethylhexyl phthalate (DEHP) yang menjadi bahan di sejumlah plastik juga merupakan karsinogen beracun.

Menurut ahli, racun di plastik biasanya menyerap zat racun dari luar sebelum masuk ke dalam laut. Zat kimia beracun ini akan dikonsumsi binatang laut. Rantai makanan pun berlanjut, di mana pada akhirnya akan masuk ke tubuh manusia, saat kita mengonsumsi makanan laut yang terkontaminasi zat kimia beracun. Dengan kata lain, bila hal ini terus dibiarkan, laut kita akan menjadi karsinogenik, atau bisa menjadi penyebab kanker  bagi manusia.

Zat-zat kimia beracun di dalam plastik tersebut bukan hanya dapat menyebabkan kanker, tapi juga cacat lahir, masalah sistem imun, dan masalah perkembangan anak. Adapula BPA atau bisphenol-A, yang seringkali dijadikan bahan dasar botol plastik dan kemasan makanan. BPA bisa tercerna di dalam laut dan masuk ke tubuh manusia lewat ikan. BPA sendiri adalah bahan kimia yang dapat mengganggu fungsi hormonal tubuh.

Melihat semakin banyaknya sampah plastik yang ditemukan di lautan dan bahayanya terhadap kesehatan, sudah saatnya kita mulai bertindak untuk melindungi ekosistem laut. Karena laut adalah penghasil ikan yang kaya omega-3 yang sangat baik bagi kesehatan. Bila kamu ragu atau memang tidak suka ikan, bagaimana caranya mendapatkan asupan omega-3 yang cukup untuk kebutuhan tubuh sehari-hari? Jangan khawatir, kamu bisa mendapatkan omega-3 murni yang bebas dari zat-zat berbahaya dari Nature EPA yang alami dan murni. Kamu tidak perlu khawatir dengan kandungan zat kimia berbahaya yang mengancam kesehatan. Tapi ada baiknya juga kamu mulai mengurang penggunaan botol plastiK dan hindari pula membuangnya tidak pada tempatnya ya.

Keep our environment healthy, keep our health!

 

 


Share this Article:
Tips Kesehatan Terkait
  • 5 Tips Menceggah Bau Mulut

  • Intermittent Fasting & Puasa Ramadan Apa Bedanya?

  • Mandi menyenangkan dengan sabun kaya manfaat

Komentar

0 komentar


Cari Tips Kesehatan