Tips Kesehatan

Jumat, 8 Juni 2018

Apakah Anda Salah satu Pelaku Gaya Hidup Sedentary?

Sumber :

Siapa sih yang tidak suka hidup nyaman? Sudah tentu kita semua suka. Mau makan tinggal pesan, mau hiburan tinggal buka internet. Seiring kemajuan teknologi, kita seolah dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang ada. Begitu juga dengan perilaku anak-anak sekarang, jarang yang kita temui bermain di lapangan atau di halaman rumah. Mereka lebih asyik berkutat dengan PSP atau online game di internet.

Apakah Anda termasuk salah satu di antaranya? Jika Anda atau keluarga menjadi bagian dalam cerita di atas, maka waspada lah. Sebab Anda telah menjadi bagian dari pelaku gaya hidup sedentary. Sedentary adalah gaya hidup di mana seseorang kurang dalam aktivitas fisik. Bahasa gampangnya kurang gerak.

Menurut riset yang dilakukan Kementrian Kesehatan, sekitar 24,1 persen penduduk Indonesia menjalani perilaku sedentary lebih dari 6 jam per hari. Hal ini menunjukkan bahwa seperempat masyarakat Indonesia masih menjalani gaya hidup sedentary. Sekilas gaya hidup ini emang nyaman dan enak, namun tahukah Anda jika gaya hidup sedentary bisa memicu berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian.

Seseorang dengan aktivitas fisik yang kurang akan rentan terkena penyakit jantung, diabetes, kanker kolon, tekanan darah tinggi, kegemukan (obesitas), depresi dan batu ginjal. Sebuah fakta mengejutkan, 20% penyebab kematian seseorang yang berusia 35 tahun ke atas adalah karena kurangnya aktivitas fisik.

Pada tahun 1993, Kubitz dan Landers melakukan penelitian pada sekelompok mahasiswa selama 3 bulan. Kelompok A diminta bersepeda 3x seminggu selama jangka waktu 8 minggu. Lama waktu setiap bersepeda adalah 40 menit, sedangkan kelompok B diminta untuk tidak berolah raga. Pada akhir penelitian, kedua kelompok ini diberi tes matematika dan persepsi warna. Hasilnya, detak jantung kelompok A lebih kurang dari kelompok B. Artinya kelompok A lebih siap terhadap tekanan atau stres dibandingkan kelompok B.

Fakta lain tentang sedentary, menurut penelitian yang dilakukan oleh Ralp Paffenbager pada 17.000 alumni Harvard University, sepanjang tahun 1962-1978 terdapat 1413 orang meninggal, 45% disebabkan karena penyakit jantung dan 32% lainnya disebabkan kanker. Setelah dirunut riwayat hidupnya, mereka yang meninggal ini memiliki gaya hidup sedentary. Sedangkan yang memiliki kebiasaan berjalan dan berlari 20 mil/minggu memiliki kecenderungan hidup 2 tahun lebih lama dibandingkan yang tidak berolahraga.

Tubuh kita diciptakan untuk digunakan. Otot-otot kita akan terbentuk jika dilatih. Dr. Ade Jeanne L. Tobing, SpKO, dokter spesialis kedokteran olahraga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, menambahkan bahwa tulang menjadi jaringan hidup yang bisa mengalami perusakan dan pembentukan. Oleh sebab itu, kita juga perlu memanjakan tulang, otot beserta sendi dengan melakukan olahraga guna membentuk kinerja tulang, otot dan sendi lebih kuat. Kekuatan kaki, tangan, anggota tubuh lain serta daya tahan tubuh perlu dilatih.

Sedikit demi sedikit namun rutin. Mulailah dari hal yang kecil dan sederhana seperti lari pagi atau berjalan kaki jika menuju tempat yang dekat. Kurangi berlama-lama duduk di depan televisi atau komputer. Begitu juga dengan aktivitas anak Anda, batasi bermain game online dan PSP. Lebih baik Anda mengajak anak Anda bermain di luar ruangan dan bergerak aktif. Dengan begitu, gaya hidup sedentary bukan ancaman lagi bagi kesehatan Anda dan keluarga.

So, kapan nih kita mulai lebih sering bergerak dari pada hanya duduk di sofa dan bersantai seharian?

 

 


Share this Article:
Tips Kesehatan Terkait
  • Lebaran Pantang Gendut

  • 5 Tips Menceggah Bau Mulut

  • Intermittent Fasting & Puasa Ramadan Apa Bedanya?

Komentar

1 komentar


  • Dimas

    hahaha gw banget nih xD


Cari Tips Kesehatan