Tips Kesehatan

Selasa, 28 November 2017

Fakta di Balik Mitos Menyesatkan Buah dan Sayur

Sumber : livescience.com, dailymail.co.uk

Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan di iklan televisi, adanya peningkatan tren penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke hingga obesitas sentral di tengah masyarakat. Umumnya, penyakit-penyakit tidak menular ini ternyata dipicu oleh pola hidup yang tidak sehat.

Salah satu cara mencegah penyakit tidak menular ialah mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup dan beragam. Sayangnya, beberapa orang mungkin enggan mengonsumsi beberapa jenis buah atau sayuran tertentu karena mitos yang salah.

Kemenkes RI Lily Sriwahyuni Sulistyowati dalam peringatan Hari Buah Sedunia di RPTRA Teratai di Jakarta mengatakan 93 persen masyarakat kurang mengonsumsi buah dan sayur.

Dari hasil penelitiannya, ternyata ditemukan setidaknya ada enam mitos yang salah terkait buah dan sayur. Hal tersebut membuat masyarakat takut untuk mengonsumsi sayur dan buah tersebut.

Berikut ini ialah keenam mitos dan pembenaran dari mitos buah dan sayur tersebut:

  1. Mentimun

Mitos mengatakan bahwa konsumsi mentimun dapat memicu terjadinya keputihan. Faktanya, mentimun tidak memiliki kandungan yang dapat menyebabkan terjadinya keputihan.

Keputihan umumnya dipicu oleh kondisi vagina yang lembap dan kebiasaan buruk malas mengganti celana dalam. Kedua kondisi ini dapat mendorong pertumbuhan bakteri yang kemudian menyebabkan keputihan berbau. Sedangkan keputihan yang tidak berbau biasanya dipicu oleh stres.

  1. Salak

Menurut mitos, konsumsi salak dapat membuat feses menjadi keras dan menyebabkan sembelit. Tapi faktanya buah salak tidak akan membuat Anda menjadi konstipasi atau susah BAB. Bukannya menyebabkan sembelit, makan salak justru bisa melancarkan dan menyehatkan sistem pencernaan Anda. Menurut ahli gizi dan olahraga Jansen Ongko, M.Sc., RD., sebaiknya Anda memakan salak bersama dengan kulit ari-nya. Karena kulit ari salak mengandung nutrisi yang baik untuk pencernaan, karena daging buah dan kulit air salak tinggi akan kandungan serat dan tanin. Serat dari salak akan mempercepat proses pembuangan zat-zat sisa, racun, dan kandungan lainnya yang tidak dibutuhkan oleh tubuh Anda. Jadi, salak justru bisa jadi penyelamat saat Anda mengalami sembelit.

  1. Jambu biji

Beberapa orang enggan mengonsumsi jambu biji karena takut akan mengalami usus buntu akibat biji dari jambu biji. Penyebab usus buntu adalah infeksi pada usus besar yang disebabkan oleh bakteri, bukan biji pada jambu biji. Biji jambu biji yang masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan saat buang air besar.

Sebaliknya, jambu biji merupakan salah satu jenis buah yang direkomendasikan oleh para dokter. Jambu biji merupakan buah lokal dengan kandungan serat dan vitamin C yang tinggi sehingga bisa membuat imun tubuh meningkat.

  1. Nanas

Nanas kerap menjadi ‘mimpi buruk’ bagi wanita hamil. Alasannya, mitos mengatakan bahwa nanas dapat meningkatkan risiko keguguran pada wanita hamil. Hingga saat ini tidak ada penelitian yang membuktikan senyawa yang terkandung di nanas dapat menyebabkan keguguran. Salah satu senyawa yang terkandung di dalam buah nanas adalah bromelin yang dapat melunakkan daging. Mungkin kandungan senyawa inilah yang dikhawatirkan dapat melunakkan dinding rahim sehingga janin berisiko terlepas dan terjadilah keguguran. Sebenarnya kandungan senyawa bromelin di dalam buah nanas sangat kecil sehingga tidak akan langsung  mengakibatkan keguguran. Jumlah bromelain yang ditemukan pada nanas segar terlalu kecil untuk memiliki efek perubahan nyata pada rahim dan sistem reproduksi. Berdasarkan studi Duke University Medical Center di 2011, dilansir dari NCBI, satu porsi jus nanas segar yang dimurnikan dari batang (sumber utama bromelain) hanya mencapai 16 mg. Agar kandungan bromelain murni dalam buah nanas bisa mencapai efek menggugurkan kandungan, seorang ibu hamil harus makan 7-10 buah nanas segar utuh sekaligus. Jadi bila Anda ingin makan nanas sekedar 1-3 porsi, kehamilan Anda akan baik-baik saja.

Di samping itu, konsumsi nanas juga diketahui memberi dampak positif bagi kesehatan. Salah satunya mengurangi kolesterol dalam darah, diabetes dan penyakit jantung.

  1. Melinjo, Bayam dan Daun Singkong

Melinjo, bayam dan daun singkong dikatakan dapat menyebabkan asam urat. Sebenarnya, yang dapat memicu terjadinya asam urat adalah zat purin yang umumnya banyak terdapat pada jeroan seperti usus, ati ampela dan babat. Sedangkan semua jenis sayuran justru sangat baik bagi tubuh karena mengandung banyak mikronutrien dan serat yang mampu melancarkan pencernaan.

  1. Bawang merah

Tak jarang orang beranggapan bahwa mengonsumsi bawang merah dalam keadaan mentah maupun makanan yang mengandung bawang dapat memicu bau badan. Sebenarnya, konsumsi bawang hanya menyebabkan suhu tubuh meningkat sehingga keringat lebih banyak keluar.

Seperti yang sudah pernah dijelaskan di artikel INI, di saat suhu tubuh meningkat dan bercampur dengan bakteri, maka akan timbullah bau bau badan. Oleh karena itu, untuk mencegah bau badan bukan dengan menghindari konsumsi bawang melainkan dengan menjaga kebersihan tubuh sehingga bakteri tidak tumbuh dan menyebabkan bau badan.


Share this Article:
Tips Kesehatan Terkait
  • 5 Tips Menceggah Bau Mulut

  • Intermittent Fasting & Puasa Ramadan Apa Bedanya?

  • Mandi menyenangkan dengan sabun kaya manfaat

Komentar

0 komentar


Cari Tips Kesehatan