Selasa, 9 April 2019
Berapa kali Anda buang air besar (BAB) dalam sehari? Atau jangan-jangan Anda hanya BAB dua hari sekali. Padahal siklus tubuh terus berjalan setiap hari. Kita minum dan makan 2-5 kali sehari, karena itu seharusnya proses ‘pembuangan’ juga harus lancar. Sebaiknya BAB 1-2 kali dalam sehari agar metabolisme selalu berjalan dengan baik. Namun ada kalanya kita sulit untuk buang air besar dan akhirnya perut terasa begah dan berat.
Sembelit atau susah buang air besar, dalam bahasa medis disebut konstipasi, terjadi ketika frekuensi buang air besar berkurang. Sebenarnya frekuensi buang air besar bisa berbeda pada setiap orang. Tidak ada patokan yang baku berapa kali normalnya buang air besar dalam sehari atau seminggu.
Namun, biasanya tidak buang air besar selama lebih dari tiga hari atau frekuensi BAB kurang dari tiga kali dalam seminggu sudah dapat dikatakan sebagai susah buang air besar karena setelah tiga hari struktur tinja menjadi lebih keras dan lebih sulit untuk dikeluarkan.
Penyebab susah buang air besar sering kali sulit untuk diketahui secara pasti. Namun, secara umum ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan konstipasi atau sulit buang air besar.
Lalu apa saja kondisi yang umumnya menjadi penyebab susah buang air besar?
Pengaruh gaya hidup
Pola makan yang kurang sehat, seperti kekurangan serat serta kekurangan cairan, dapat memicu terjadinya konstipasi. Perubahan pola makan dan terlalu banyak mengonsumsi produk olahan susu juga bisa menyebabkan susah buang air besar. Di samping itu, gangguan makan juga ikut berkontribusi terhadap terjadinya konstipasi. Malas berolahraga atau kurang aktif bergerak juga bisa menyebabkan konstipasi.
Kehamilan
Sekitar 40 persen wanita hamil mengalami konstipasi selama kehamilan, terutama pada periode awal kehamilan. Hal itu terjadi karena tubuh memproduksi lebih banyak hormon progesteron yang efeknya dapat mengendurkan otot, sehingga menyulitkan otot usus untuk berkontraksi. Sebagai akibatnya, ibu hamil kesulitan untuk buang air besar.
Menunda buang air besar
Banyak orang yang merasa segan, malu atau malas untuk buang air besar di tempat umum. Namun, menunda-nunda buang air besar ketika ada desakan untuk melakukannya, justru berisiko menyebabkan konstipasi. Karena itu sebaiknya ketika ada rasa ingin BAB, segeralah dalam menjawab panggilan alam ini.
Pengaruh obat-obatan
Konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menimbulkan efek samping berupa susah buang air besar. Obat-obatan tersebut bisa meliputi suplemen kalsium, suplemen zat besi, obat antiepilepsi, antidepresan, antipsikotik, obat-obatan diuretik, serta obat pereda nyeri golongan narkotik, seperti kodein dan morfin. Selain itu, obat untuk mengatasi gangguan pencernaan, seperti antasida dan antidiare, serta kebiasaan menggunakan obat laksatif, juga dapat menimbulkan konstipasi.
Memiliki kondisi kesehatan tertentu
Pada kasus yang jarang terjadi, kesulitan untuk buang air besar bisa dianggap pertanda adanya kondisi medis tertentu, seperti diabetes, sindrom iritasi usus besar, atau kelebihan kalsium dalam darah, kelenjar tiroid yang kurang aktif, penyakit radang usus, kanker usus besar atau dubur, hingga kelainan saraf, stroke, penyakit Parkinson, atau cedera saraf tulang belakang.
Faktor-faktor psikologis
Kesulitan buang air besar bisa terjadi pada mereka yang memiliki masalah psikis, seperti stres, kecemasan, depresi, trauma kekerasan, atau pelecehan seksual.
Cara Menangani Susah Buang Air Besar
Penyebab susah buang air besar bisa bervariasi pada tiap orang. Begitupun mengenai langkah penanganannya akan tergantung kepada penyebab dan seberapa parah kondisi Anda. Namun, secara umum konstipasi bisa ditangani dengan mengubah gaya hidup, seperti berikut:
Apabila dengan mengubah gaya hidup belum berhasil, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan pencahar atau laksatif untuk Anda. Bagi ibu hamil yang mengalami konstipasi, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat apa pun.
0 komentar