Tips Kesehatan

Jumat, 14 Agustus 2020

Stunting VS Anak Cerdas

Sumber : Tara News 167

Orang tua sering khawatir jika tumbuh kembang putra-putrinya terhambat apalagi kalau tinggi badannya sudah tertinggal jauh oleh anak-anak lain sebayanya. Kondisi tinggi badan anak dibawah standar (stunting) bukan hanya terikat pada masalah tinggi badan, tetapi jauh daripada itu, perkembangan otak dan kemampuan mental anak pun terancam.

Umumnya stunting disebabkan karena asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Meskipun pada beberapa kasus permasalahan stunting terjadi mulai sejak dalam kandungan, dampaknya baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia 2 tahun. Maka, masa awal kehamilan hingga anak berusia 2 tahun (1000 hari pertama kehidupan) merupakan periode kritis untuk mencegah stunting. Perkembangan otak anak pun terjadi paling pesat pada 1 tahun pertama. Pada saat lahir, ukuran otak anak hanyalah 25% dari ukuran otak dewasa dan akan mencapai 75% pada usia 1 tahun. Tak dapat dibayangkan jika pada periode kritis ini anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.

Seiring bertambahnya usia anak, kurangnya asupan nutrisi dan terjadinya stunting dapat menyebabkan masalah-masalah lain, seperti:

  • Kecerdasan anak di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak maksimal
  • Sistem imun anak tidak baik sehingga mudah sakit
  • Setelah dewasa, anak lebih berisiko terkena penyakit diabetes, hipertensi, dan obesitas.

Kunci untuk mencegah stunting, ada pada 1000 hari pertama kehidupan yang tidak dapat diulang, namun dapat dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

  1. Penuhi nutrisi ibu selama hamil dan menyusui, terutama zat besi, asam folat, dan yodium. Peningkatan asupan EPA & DHA pada ibu hamil juga ditujukan untuk mencegah persalinan prematur, menurunkan risiko preeklamsia, dan meningkatkan berat badan bayi saat lahir.
  2. Lakukan inisiasi menyusu dini dan berikan ASI eksklusif.
  3. Lengkapi dan terapkan pengetahuan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) yang baik.
  4. Biasakan perilaku hidup bersih dan sehat.
  5. Memantau proses tumbuh kembang si kecil dengan rutin.
  6. Memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil, terutama melengkapinya dengan suplemen khusus untuk anak.

Share this Article:
Tips Kesehatan Terkait
  • Lebaran Pantang Gendut

  • 5 Tips Menceggah Bau Mulut

  • Intermittent Fasting & Puasa Ramadan Apa Bedanya?

Komentar

0 komentar


Cari Tips Kesehatan