Tips Kesehatan

Rabu, 10 Oktober 2018

Pentingnya Berkonsultasi dengan Dokter/Apoteker Ketika Hendak Membeli Obat

Sumber : Bidanku.com, Webmd.com, Halodok.com

Membeli obat memang bisa dilakukan dengan mudah di apotek terdekat. Saat pusing, diare atau demam, biasanya kita cenderung untuk langsung membeli obat-obatan bebas yang diperjual belikan di apotek. Namun ingat, tidak semua obat-obatan aman, apalagi bila dikonsumsi dengan tidak bertanggung jawab atau asal-asalan. Biasanya orang awam akan mengonsumsi obat-obatan yang sesuai indikasi yang tertera di kemasan obat. Namun ada baiknya apabila Anda selalu berkonsultasi dengan tenaga medis seperti dokter, perawat atau apoteker agar lebih tepat memilih dan mengonsumsi obat.

Nah, dalam memperingati Hari Apoteker Sedunia pada tanggal 25 September lalu, Menteri Kesehatan kita memberi himbauan untuk selalu berkonsultasi pada Apoteker yang sedang bertugas di Apotek ketika hendak membeli obat tertentu.

Menurut Permenkes tahun 2014, Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Apoteker bukan hanya meracik atau menjual obat, banyak hal yang perlu diketahui tentang profesi Apoteker dan tugasnya. Berkonsultasi dengan apoteker dapat mencegah terjadinya malpraktik atau salah pengobatan.

Berdasarkan Permenkes tahun 2014, tugas apoteker dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu:

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.

Dalam tugas Pengelolaan Sediaan Farmasi, seorang apoteker dituntut dapat melakukan :

  • Perencanaan pembelian obat
  • Pengadaan obat yang harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
  • Menerima obat yang telah diorder
  • Melakukan penyimpanan obat dengan tepat agar obat tidak rusak selama penyimpanan
  • Memusnahkan obat yang telah kadaluwarsa atau rusak dengan tepat
  • Melakukan pencatatan dan pelaporan untuk obat-obat khusus seperti golongan narkotika, psikotropika, precursor dan obat-obat tertentu

Dalam pelayanan Pelayanan Farmasi Klinik, seorang apoteker memiliki tanggung jawab berupa:

  • Apoteker harus memeriksa keaslian resep dokter yang diterima. Selain itu, juga harus melihat kesesuaian dosis, jenis obat, aturan penggunaan dan kemungkinan reaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Apoteker bertanggung jawab mulai dari penyiapan obat, penyerahan dan pemberian informasi obat.
  • Apoteker juga dapat melayani obat tanpa resep atau dikenal dengan swamedikasi. Apoteker wajib memberikan edukasi dan melakukan pemilihan jenis obat yang akan dikonsumsi oleh pasien.

Mengapa sangat penting untuk berkonsultasi dengan apoteker terlebih dahulu?

Apoteker memiliki ilmu pengetahuan dan kompetensi untuk membantu memilih terapi pengobatan yang sesuai dengan keluhan. Beberapa hal yang dapat disampaikan oleh apoteker saat konsultasi:

  • Dosis obat tidak sama

Dosis obat berbeda pada setiap jenisnya dan dosis obat harus disesuaikan dengan penggunanya. Faktor yang mempengaruhi dosis obat adalah usia, keluhan yang dirasakan, berat badan.

  • Obat dapat berinteraksi

Apoteker dapat menginfokan terkait semua obat yang sedang dikonsumsi seperti interaksi antar obat, interaksi obat dengan makanan dan minuman dan kemungkinan mengkonsumsi obat yang memiliki fungsi sama.

  • Cara penggunaan obat berbeda-beda

Apoteker dapat menginfokan cara penggunaan obat, aturan penggunaan obat, dan tindakan yang harus dilakukan jika lupa minum obat. Tidak semua obat perlu dikonsumsi tiga kali sehari dan sesudah makan, terdapat beberapa obat yang memiliki efek kerja panjang. Selain itu juga terdapat obat yang kerjanya menurun karena makanan sehingga perlu dikonsumsi saat perut kosong.

  • Kenali efek samping

Apoteker dapat menginfokan efek samping yang mungkin terjadi dan cara untuk mencegah dan mengatasi.

  • Cara penyimpanan obat tidak selalu sama

Apoteker dapat menginfokan cara penyimpanan obat agar tetap aman dikonsumsi. Karena terdapat beberapa obat yang harus diletakkan pada suhu tertentu agar tidak rusak.

 


Share this Article:
Tips Kesehatan Terkait
  • Lebaran Pantang Gendut

  • 5 Tips Menceggah Bau Mulut

  • Intermittent Fasting & Puasa Ramadan Apa Bedanya?

Komentar

0 komentar


Cari Tips Kesehatan