Tips Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2019

Memahami Lebih Jauh tentang Intoleransi Laktosa.

Sumber : galena.co.id, halodoc.com, orami.co.id

Di pasaran saat ini, ada banyak produk olahan berbasis susu atau mengandung susu mulai dari susu kaleng, susu bubuk, yogurt, keju, es krim, dan berbagai jenis makanan dan minuman lain. Semua itu akan terasa sangat sayang bila Anda takut menikmatinya gara-gara mengalami intoleransi terhadap laktosa.

Dalam keadaan normal, laktosa akan dicerna menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Penyerapan ini akan digunakan sebagai sumber energi. Tapi, orang yang mengidap intoleransi laktosa tak menghasilkan enzim laktase yang cukup.

Alhasil, laktosa yang tak tercerna ini masuk ke usus besar lalu terfermentasi oleh bakteri. Nah, kondisi inilah yang menimbulkan berbagai gejala kesehatan. Intoleransi laktosa bisa dialami oleh siapa saja dan ini merupakan ancaman yang jika tidak ditangani dengan baik bisa membuat seseorang mengalami kekurangan gizi.

Kenali Gejala-Gejalanya

Gejala intoleransi laktosa ini bisa terjadi dalam 30 menit hingga dua jam setelah seseorang mengasup makanan/minuman yang mengandung laktosa. Nah, berikut gejala intoleransi laktosa yang bisa timbul:

  • Diare.
  • Kram perut.
  • Mual.
  • Sering buang angin.
  • Suara menggemuruh di perut.
  • Perut kembung.

Untuk anak-anak gejala intoleransi laktosa bisa berupa:

  • Ruam gatal.
  • Kadang-kadang muntah.
  • Diare berbuih.
  • Pertumbuhan dan perkembangan yang melambat.

Ada sebagian orang yang sering menyamakan intoleransi laktosa dengan alergi susu. Padahal, kedua hal tersebut sangatlah berbeda. Alergi susu terjadi ketika sistem imun tubuh bereaksi pada protein yang ada pada susu, sehingga tak menimbulkan keluhan saluran pencernaan. Tapi, alergi susu bisa menimbulkan alergi yang umum, seperti ruam kulit kemerahan yang terasa gatal atau sesak akibat penyempitan saluran napas.

Lalu, apa akibatnya bila seseorang yang mengidap intoleransi laktosa tetap mengonsumsi susu? Bila tetap nekat mengonsumsinya mungkin akan ada konsekuensi jangka panjang. Tapi, hal ini tak pasti 100 persen terjadi. Untuk sebagian kasus, mungkin saja pengidapnya mengalami kerusakan mikrovili permanen ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa.

Mikrovili sendiri merupakan bagian usus halus yang berfungsi menyerap nutrisi dan menyalurkannya ke darah. Nah, andaikan organ ini rusak, maka seseorang bisa saja berisiko untuk mengalami malnutrisi.

Tips Menangani Intoleransi Laktosa

Sayangnya, sampai saat ini belum ada pengobatan untuk intoleransi laktosa atau cara untuk meningkatkan produksi laktase. Alternatifnya, pengidapnya bisa menghindari munculnya keluhan dengan mengubah pola diet. Contohnya, membatasi konsumsi makanan yang mengandung laktosa atau hanya mengasup makanan bebas laktosa.

Berikut beberapa makanan yang perlu dibatasi atau dihindari karena menjadi sumber laktosa.

  • Susu, seperti susu sapi atau kambing.
  • Produk Olahan Susu, contohnya mentega, es krim, yoghurt, ataupun keju.
  • Makanan Lainnya, misalnya cokelat, permen, daging olahan, bumbu salad, kue, kentang goreng siap saji, ataupun sereal yang terkadang mengandung laktosa.

 


Share this Article:
Tips Kesehatan Terkait
  • Lebaran Pantang Gendut

  • 5 Tips Menceggah Bau Mulut

  • Intermittent Fasting & Puasa Ramadan Apa Bedanya?

Komentar

0 komentar


Cari Tips Kesehatan