Tips Kesehatan

Kamis, 8 Maret 2018

Makanan Berlabel Makanan Sehat, Apakah Benar-benar Sehat?

Sumber : http://lifestyle.kompas.com, http://www.delish.com, hellosehat.com, http://sains.kompas.com

Untuk sehat pasti semua orang mencari makanan sehat dan makanan berlabel “sehat.” Namun sebaiknya trend sehat tersebut tidak hanya menjadi kebiasaan yang tanpa tahu kandungan apa yang sebenarnya ada di dalam sebuah makanan berlabel sehat. Tabel fakta nutrisi yang sebenarnya sudah detail mencantumkan berbagai takaran nutrisi justru jarang dilihat orang. Karena itu kita sebagai konsumen harus lebih jeli dalam memilih produk dengan melihat tabel fakta nutrisi tersebut, bila ingin mengikuti trend makanan sehat.

Di supermarket sebenarnya ada makanan yang seakan sehat namun sebenarnya menjadi kurang sehat karena banyaknya kandungan lain yang menyertai seperti gula, bahan pengawet hingga perasa buatan. Apa sajakah camilan sehat yang belum tentu sehat itu?

  • Minuman energi

Meskipun minuman energi, jus, dan smoothies dikemas dengan nutrisi sehat seperti vitamin, mineral, hingga antioksidan, tetap saja minuman “sehat” pelepas dahaga yang dijual dalam kemasan biasanya tinggi akan kandungan gula.

Meskipun gembar-gembor iklan minuman isotonik mengklaim sebagai pengganti ion tubuh terbaik, tetap saja ada risiko kesehatan di dalamnya, yakni kandungan gula. Terlebih, produk minuman isotonik dibuat di pabrik dan menggunakan teknik kimia, sehingga berisiko picu kegemukan dan karang gigi jika mengonsumsinya terlalu sering.

  • Sirup agave

Sirup agave adalah pemanis yang diambil dari tumbuh-tumbuhan agave. Pemanis ini lebih manis daripada gula atau madu. Agave pernah disarankan untuk menjadi pilihan alternatif pengganti gula. Kadar indek glikemik yang rendah dan tidak menyebabkan lonjakan mendadak gula darah (glukosa) membuatnya berbeda dibandingkan dengan gula putih. Meski demikian, agave punya jenis pemanis lain, yakni fruktosa, seperti pada sirup jagung tinggi fruktosa.

Hasil penelitian di American Journal of Clinical Nutrition pada 30 Maret 2009, dan publikasi di jurnal yang sama pada 2007, menunjukkan bahwa makanan tinggi fruktosa berkaitan dengan beberapa masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung.

  • Buah-buahan kering

Buah segar terbukti baik untuk kesehatan. Bagaimana dengan buah-buahan kering?

Produsen buah-buahan kering menggunakan sulfur dioksida untuk mempertahankan kesegaran buah dan menambahkan gula untuk meningkatkan cita rasanya. Memang buah kering masih mengandung vitamin, mineral, dan serat yang baik untuk Anda, tapi rasa manis buatan dari buah kering ini akan menipu Anda untuk ngemil semakin banyak dan sering, yang tidak baik untuk kesehatan. 

Jadi, buah-buahan kering, seperti kismis atau sultana, sebenarnya sama saja dengan sebungkus permen. 

  • Frozen yoghurt 

Frozen yogurt seperti tidak pernah ada matinya dari tahun ke tahun. Apalagi, kini banyak produk fro-yo yang mengklaim mengandung antioksidan dan detoksifikasi dari berbagai bahan aktif alami, seperti charcoal bamboo. Padahal, sekalipun Anda memilih rasa yang plain, kandungan gula dalam ½ cup frozen yogurt bisa mencapai 25 gram, bahkan sebelum Anda menambahkan topping favorit Anda. 

  • Susu Almond kemasan 

Selain susu dari hewani, alternatif susu lainnya seperti susu almond dan susu kedelai telah banyak dikonsumsi. Sayangnya, susu almond kemasan hampir tanpa nutrisi. Almond memang mengandung banyak protein. Namun, dalam segelas susu almond kemasan, kandungan almond hanya sekitar 2 persen, dan hampir tak mengandung protein. Kandungan vitamin di dalamnya merupakan hasil formulasi. 

Jadi jika Anda mencari alternatif yang benar-benar sehat, pilih susu kedelai, skim, atau susu rendah lemak. 

  • Teh detoks 

Tubuh manusia telah dirancang untuk menyaring sebagian besar zat berbahaya. Mekanisme ini berjalan sepanjang waktu, tapi terkadang kita juga memerlukan “minuman pembersih” yang membantu hati dalam membuang limbah makanan dengan efektif. Namun berhati-hatilah dalam memilih teh detoks; ada baiknya Anda memperhatikan kandungan yang ada di dalamnya sebelum membeli, karena ada beberapa teh detoks yang mengandung gula dan pengawet buatan yang justru bisa berbahaya bagi tubuh.

 

 


Share this Article:
Tips Kesehatan Terkait
  • Lebaran Pantang Gendut

  • 5 Tips Menceggah Bau Mulut

  • Intermittent Fasting & Puasa Ramadan Apa Bedanya?

Komentar

0 komentar


Cari Tips Kesehatan