Rabu, 24 Oktober 2018
Para pria, akrabkah Anda dengan kondisi medis bernama Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)? Eits, jangan dianggap sepele! Karena jika tidak ditangani dengan segera, BPH dapat mengancam kesehatan Anda. Karenanya, yuk, kenali BPH lebih dalam!
Pada pria, membesarnya kelenjar prostat seiring dengan bertambahnya usia memang merupakan kondisi yang umum terjadi. Namun, Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)- merupakan pembesaran kelenjar prostat yang dapat menimbulkan gejala tidak nyaman, terutama saat buang air kecil. Apabila tidak diobati, kondisi ini dapat menghambat aliran sekresi urine dari kandung kemih sehingga menyebabkan masalah pada kandung kemih maupun ginjal.
Meskipun gejala Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) pada masing-masing pria sangatlah beragam, namun mayoritas kasus menunjukkan bahwa kondisi ini umumnya ditandai oleh:
Sayangnya, hingga kini penyebab pasti BPH belum dapat diketahui. Namun, banyak ahli dan dokter yang meyakini bahwa kondisi medis ini disebabkan oleh perubahan keseimbangan hormon seks seiring dengan bertambahnya usia pada pria. Memasuki usia 40, seorang pria berisiko terkena pembesaran prostat (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH) 25%. Menginjak usia 60-70 tahun risiko BPH meningkat menjadi 50%, bahkan pada usia di atas 70 tahun risikonya menjadi 90%. Memiliki ayah atau saudara laki-laki dengan masalah prostat juga terbukti meningkatkan risiko pria menderita BPH.
Untuk mendiagnosa kondisi pasien, dokter umumnya akan menyarankan beberapa macam pemeriksaan fisik, seperti:
Dalam pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan jari ke dalam rektum pasien. Tujuannya adalah untuk memeriksa prostat dan menentukan apakah terjadi pembesaran atau tidak.
Hasil sampel urin dapat membantu menyingkirkan infeksi atau kondisi lain yang bisa saja menyebabkan gejala serupa.
PSA dapat meningkat bila seseorang mengalami pembesaran prostat.
Jika hasil pemeriksaan di atas dirasa masih kurang komprehensif, maka dokter dapat menganjurkan tes penunjang lain, semisal biopsi prostat. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan USG transrektal, contoh jaringan (biopsi) prostat dapat diambil dan ditelaah lebih lanjut.
Alat USG dimasukkan ke dalam rektum untuk mengukur dan mengevaluasi prostat.
Biopsi prostat.Dengan menggunakan USG transrektal, contoh jaringan (biopsi) prostat dapat diambil dan ditelaah lebih lanjut.
Terapi invasif -atau bedah minimal- dianjurkan jika konsumsi obat-obatan tidak menunjukkan hasil apapun, atau jika BPH sudah terlanjur parah. Karena itu sebelum terjadi, lebih baik cegah dengan menambahkan suplemen khusus pria dengan kandungan utama Saw palmetto. Saw palmetto sangat baik dalam mencegah terjadinya pembesaran prostat. Tara Vitamin dan Mineral mengandung 250 mg Saw Palmetto, dan juga berbagai vitamin dan mineral lain yang bermanfaat bagi tubuh seperti vitamin A, vitamin C, zinc dan chromium.
Jangan ditunda sebelum terlambat!
0 komentar